Header Ads

Jenazah Ditemukan di Jarak 9 Kilometer dari Lokasi Bencana

 Jenazah Ditemukan di Jarak 9 Kilometer dari Lokasi Bencana


LIGACAPSA Air masih membuncah dan menerjang apa saja. Mugiyanto tak lagi ditemukan di dalam rumah. Diduga, air bah yang dipicu badai cempaka menyeret Mugiyanto ke aliran hulu Sungai Serayu, yang hanya berjarak 300 meter dari lokasi. Mugiyanto dinyatakan hilang.
Malam itu, warga Kasiran mulai mencari keberadaan Mugiyanto berbekal senter dan alat seadanya. Namun, air yang mengalir dari Sungai Mangli menyulitkan pencarian. Di saat yang sama, warga juga melaporkan kejadian ini ke pemerintah kelurahan yang meneruskan ke kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonosobo.
Pagi harinya, pencarian besar-besaran mulai dilakukan. Berbagai potensi Search and Rescue (SAR) terlibat. Mulai dari TNI, Polri, BPBD, Tagana, dan Badan Search and Rescue (Basarnas).
Pencarian awal dikonsentrasikan antara tempat kejadian bencana (TKB) dengan aliran Sungai Serayu. Lantas, dari titik ini pencarian diperluas 2 kilometer ke arah hilir. Tetapi, keberadaan Mugiyanto masih belum diketahui.
Lantaran nihil, menjelang siang pencarian diperluas lagi hingga memasuki wilayah Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo. Pukul 11.00 WIB, jenazah Mugiyanto ditemukan tersangkut batang pohon kelapa yang tertahan di bawah jembatan gantung Selokromo Leksono Wonosobo.
"Jadi untuk korban sudah berhasil ditemukan sekitar pukul 11.00 WIB. Dalam keadaan meninggal dunia, di wilayah yang sudah masuk ke wilayah Sojokerto, dengan jarak sekitar 9 kilometer dari tempat kejadian pertama kali," kata Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap, Moelwahyono, saat dihubungi.
Koordinator Badan Search and Rescue (Basarnas) Pos SAR Cilacap, Moelwahyono, mengatakan hujan lebat seharian penuh menyebabkan tanggul Sungai Mangli di RT 2 RW 8, Kelurahan Mlipah jebol, Selasa malam (28/11/2017) sekitar pukul 22.00 WIB. Air bah bercampur material talud dan tanah menerjang rumah yang Mugiyanto yang tepat berada di titik jebolan.
Dia berujar, dengan ditemukannya korban, maka operasi pencarian dihentikan. Personil SAR gabungan dikembalikan ke kesatuannya masing-masing.
Moelwahyono menambahkan, dalam peristiwa jebolnya tanggul Sungai Mangli, dua rumah lain yang bersisian dengan rumah Mugiyanto juga turut rusak. Namun, 14 penghuni rumah dapat menyelamatkan diri.
Seperti diketahui, badai Cempaka memicu munculnya gelombang tinggi dan cuaca ekstrem di Pulau Jawa, terutama di sisi selatan. BMKG menginformasikan pusat tekanan rendah berada di perairan sebelah selatan Jawa Timur sekitar 8,5 LS, 111,2 BT, sekitar 32 km sebelah selatan tenggara Pacitan.
Pusat tekanan rendah bergerak ke timur tenggara dengan kecepatan 2 knots atau sekitar 4 kilometer. Kekuatannya semakin melemah dan menjauh.
"Waspadai siklon tropis Cempaka yang dapat menimbulkan cuaca ekstrem Jateng, DIY, dan Jatim bagian Selatan. Siklon bergerak ke selatan akan luruh 2/12/2017 (Sabtu)," ujar Kapusdatin Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan di akun twitternya, Rabu.
Mugiyanto adalah korban badai cempaka ke-19. Korban berjatuhan di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta, baik lantaran longsor maupun banjir.
"Dampak siklon per 29/11/2017 pagi 19 orang tewas, ribuan rumah terendam banjir dan kerusakan lainnya. Waspadalah," Sutopo menerangkan.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.