Masih di Pengungsian, Ribuan Korban Banjir Pacitan Butuh Bantuan
Masih di Pengungsian, Ribuan Korban Banjir Pacitan Butuh Bantuan
LIGACAPSA Curah hujan ekstrem yang melanda Pacitan sejak 27-28 November 2017 telah mengakibatkan Pacitan lumpuh total karena banjir dan longsor.
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Pacitan menjadi lokasi terdampak siklon tropis Cempaka karena jaraknya paling dekat dengan Samudra Hindia, yakni hanya 23 kilometer.
Banjir dan longsor bersamaan dengan gelombang laut tinggi sehingga semua sungai yang bermuara di Teluk Pacitan meluap. Hal itu menyebabkan banjir besar di Pacitan.
Sutopo mengatakan bencana ini telah memakan korban puluhan jiwa. Sementara, ribuan warga juga terpaksa mengungsi. Upaya pencarian dan penyelamatan korban serta penanganan dampak banjir dan longsor terus dilakukan.
Beberapa daerah yang mengalami banjir dan longsor di tujuh kecamatan di Pacitan belum pulih semuanya. Daerah-daerah tersebut, yaitu Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Pacitan, Kecamatan Tulakan, Kecamatan Tegalombo, Kecamatan Nawangan, Kecamatan Arjosari, dan Kecamatan Ngadirojo.
"Daerah yang paling parah terdampak bencana adalah Kecamatan Pacitan," kata Sutopo dalam keterangan resminya, Jumat (1/12/2017).
Menurut Sutopo, berdasarkan data sementara hingga pukul 06.00 WIB, jumlah korban terus bertambah. Korban meninggal sebanyak 20 orang, yaitu 14 korban longsor dan enam korban banjir. Dari 20 korban meninggal tersebut 11 korban sudah ditemukan dan sembilan korban masih dalam pencarian. Sementara, tercatat empat orang luka-luka.
Adapun, jumlah pengungsi saat ini sebanyak 1.879 orang yang terdapat di delapan titik, yaitu di Gedung Karya Darma 497 orang, Masjid Sirnoboyo 51 orang, gedung Muhammadiyah MDMC 51 orang, Balai Desa Sumberharjo 32 orang, Balai Desa Bangunsar 16 orang, Balai Desa Cangkring 32 orang, MI Al Huda 150 orang, dan Balai Desa Sidomulyo 1.050 orang.
Sementara, kerusakan fisik akibat banjir dan longsor ini meliputi 1.709 unit rumah rusak yang terdapat di Kecamatan Kebonagung 1.225 unit, Kecamatan Ngadirojo 9 unit, Kecamatan Pacitan 160 unit, Kecamatan Nawangan 148 unit, dan kecamatan Arjosari 167 unit.
Selain itu, terdapat juga 17 unit fasilitas pendidikan dan bangunan lain yang rusak. Pendataan masih terus dilakukan karena belum semua lokasi banjir dapat dijangkau.
Beberapa daerah yang mengalami banjir dan longsor di tujuh kecamatan di Pacitan belum pulih semuanya. Daerah-daerah tersebut, yaitu Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Pacitan, Kecamatan Tulakan, Kecamatan Tegalombo, Kecamatan Nawangan, Kecamatan Arjosari, dan Kecamatan Ngadirojo.
"Daerah yang paling parah terdampak bencana adalah Kecamatan Pacitan," kata Sutopo dalam keterangan resminya, Jumat (1/12/2017).
Menurut Sutopo, berdasarkan data sementara hingga pukul 06.00 WIB, jumlah korban terus bertambah. Korban meninggal sebanyak 20 orang, yaitu 14 korban longsor dan enam korban banjir. Dari 20 korban meninggal tersebut 11 korban sudah ditemukan dan sembilan korban masih dalam pencarian. Sementara, tercatat empat orang luka-luka.
Adapun, jumlah pengungsi saat ini sebanyak 1.879 orang yang terdapat di delapan titik, yaitu di Gedung Karya Darma 497 orang, Masjid Sirnoboyo 51 orang, gedung Muhammadiyah MDMC 51 orang, Balai Desa Sumberharjo 32 orang, Balai Desa Bangunsar 16 orang, Balai Desa Cangkring 32 orang, MI Al Huda 150 orang, dan Balai Desa Sidomulyo 1.050 orang.
Sementara, kerusakan fisik akibat banjir dan longsor ini meliputi 1.709 unit rumah rusak yang terdapat di Kecamatan Kebonagung 1.225 unit, Kecamatan Ngadirojo 9 unit, Kecamatan Pacitan 160 unit, Kecamatan Nawangan 148 unit, dan kecamatan Arjosari 167 unit.
Selain itu, terdapat juga 17 unit fasilitas pendidikan dan bangunan lain yang rusak. Pendataan masih terus dilakukan karena belum semua lokasi banjir dapat dijangkau.
Tidak ada komentar: